Puji syukur saya panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
berkatnya saya dapat menyelesaikan tulisan ilmiah ‘’Kacang
Kedelai’’ ini dengan baik. Tulisan ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Bahasa Indonesia 2 (softskill)
Universitas Gunadarma.
Saya berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai kacang kedelai impor yang saat ini sedang hangat di
perbincangkan. Semoga tulisan ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi yang
membacanya.
Saya menyadari bahwa penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan baik
dari segi isi, penulisan, maupun kata-kata yang digunakan. Saya sangat
menyadari bahwa penyusunan tulisan ilmiah ini jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu saya mengharapkan kritik atau saran yang membangun dari berbagai
pihak.
Penyusun
(Alexandra.T.S)
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………………………
1
Daftar Isi …………………………………………………………………………….
2
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….
3
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………….
3
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………………... 3
BAB II
Kacang Kedelai Impor
2.1
Penyebab Indonesia masih Ketergantungan dengan Kacang Kedelai Impor………………………………………………………………………………..... 4
2.2
Bagaimana Cara Mengkatkan Produktivitas Kedelai Lokal yang Masih Rendah …………………………………………................…………………………………….
6
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
………………………………………………………………….. 7
3.2 Saran …………………………………………………………………………….
7
Daftar Pustaka
…………………………………………………………………… 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kacang kedelai adalah salah satu bahan pokok
yang sangat penting bagi rakyat Indonesia, sehingga kebutuhan kedelai di
Indonesia sangatlah tinggi. mencapai 700
– 800 ton/ tahun. Tetapi angka tersebut tidak cukup menampung kebutuhan kedelai
bagi rakyat Indonesia. Sehingga Indonesia saat ini masih ketergantungan dengan
impor kedelai.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik
rumusan masalah yaitu:
1. Penyebab Indonesia masih
ketergantungan dengan kacang kedelai impor
2. Bagaimana cara meningkatkan
produktifitas kedelai lokal yang masih rendah
1.3 Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah agar kita dapat
mengetahui bahwa kacang kedelai yang kita konsumsi masih bergantung dengan
kacang kedelai impor.
BAB II
KACANG
KEDELAI IMPOR
2.1 Penyebab
Indonesia masih Ketergantungan dengan Kacang Kedelai Impor
Indonesia saat
ini masih ketergantungan impor kedelai. Dengan total kebutuhan kedelai sebesar
2,5 juta ton/tahun, sedangkan produksi kedelai di tanah air hanya bisa mencukupi
700-800 ribu ton/tahun. Penyebab kenaikan harga kedelai menjadi salah satu
faktor Indonesia ketergantungan impor kedelai. Hal itu juga membuat para
pengrajin tahu dan tempe mogok kerja karena harga kedelai yang fluktuatif.
Kacang kedelai adalah salah satu bahan pokok yang bisa diolah menjadi tahu,
tempe maupun susu kedelai. Sayang sekali bila kedelai – kedelai yang kita
gunakan untuk mengolah semua bahan makanan dan minuman tersebut sebagian adalah
impor dari luar negeri.
Ini adalah beberapa faktor penyebab
utama rendahnya produksi kedelai lokal di Indonesia sehingga masih
ketergantungan dengan impor kacang kedelai:
1. Luas lahan tanaman kedelai terus berkurang
Saat ini Indonesia hanya mempunyai 570
hektar lahan yang ditanami kedelai, dengan lahan yang terbatas Indonesia hanya
dapat memproduksi kedelai 700 – 800
ton/tahun. Sedangkan kebutuhan kedelai
terus meningkat sehingga perlu adanya perluasan lahan di beberapa tempat diluar
lahan yang sudah ditanami kedelai. Salah satu penyebab sulitnya menambah lahan
adalah penduduk yang terus bertambah sehingga fungsi lahan itu sendiri berubah
dari pertanian menjadi rumah atau industri. Sehingga perluasan lahan tanaman
kedelai menjadi terhambat dan tidak berjalan lancar, perlu adanya penyuluhan tentang
lahan – lahan yang akan dipakai untuk memperluas penanaman kedelai sehingga
penduduk tidak seenaknya membangun rumah atau industri di lahan – lahan
pertanian.
Menurut Kementrian Pertanian (kementan) pengalokasian dana untuk
memperluas lahan penanaman kedelai mencapai 800 milyar/ tahun di tanah air yang
naik hingga 2 kali lipat dari tahun sebelumnya.
Menurut Direktur Tanaman Umbi dan Kacang Ditjen Tanaman Pangan Kementan
Maman Suherman mengatakan, bahwa total luas lahan kedelai nasional saat ini
700-800 ribu hektare.
Sentra produksi kedelai di Indonesia tersebar
di Nusa Tenggara Barat (NTB), Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi Selatan, dan Yogyakarta. Tahun
ini, pemerintah menargetkan produksi kedelai 1,5 juta ton dengan anggaran yang
sediakan Rp 800 miliar.
2. Harga Kedelai
Lokal Rendah
Harga
kedelai lokal saat panen cukup rendah. Hal ini membuat para petani enggan menanam
kedelai lokal. Karena harga di pasaran tidak memberi keuntungan kepada para
petani, sehingga para petani lebih memilih menanam padi atau jagung ketimbang
kedelai. Salah satu faktor yang membuat harga kedelai lokal rendah adalah harga
pupuk yang tinggi, tingginya harga pupuk membuat petani tidak beruntung dalam
produksi kedelai. Petani lebih memilih menanam tanaman lain yang memberikan
untung banyak. Akibatnya produksi kedelai nasional selalu merosot dari tahun ke
tahun. . Meski harga jual tahun ini naik dibanding tahun sebelumnya. Namun,
dinilai masih rendah dibanding kenaikan harga kedelai:
·
Pembelian Pemerintah (HPP) kedelai tahun 2013, harga yang
ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan adalah Rp 7.000/kg.
·
Harga kedelai basah yang masih ada kulitnya dijual ke tengkulak Rp
3.000 pr kilogram.
·
Harga tersebut memang
mengalami kenaikan dibanding tahun lalu sebesar Rp 2.000 per kilogram.
·
Sedangkan untuk kedelai kering yang sudah dikupas harga jual Rp
5.000 per kilogram ucap salah soerang petani kedelai
Menurut
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dari
segi bibit, kualitas kedelai lokal dan importir dari Amerika Serikat serta
China sudah kalah. "Saat ditanam tinggi kedelai di China itu bisa mencapai
1,5 meter, sedangkan di Indonesia hanya 30 cm.
3. Pembebasan
Masuk Impor Kedelai
Pemerintah telah membebaskan impor kedelai
untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
Kebijakan ini membuat berpengaruh terhadap kedelai lokal karena harus
bersaing dengan kedelai impor yang berasal dari Amerika Serikat. Tetapi kebijakan
tersebut dinilai hanya menguntungkan importir kedelai dan merugikan petani
lokal. Setiap tahun produksi kedelai di Indonesia terus berkurang dan luas
areal kedelai menurun rata-rata 4,05 persen per tahun atau turun 65,75 persen selama
20 tahun terakhir. Otomatis produksi turun rata-rata 3,05 pesen per tahun
sedangkan pertumbuhan impor naik 13,32 persen per tahun.
Menurut
Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan menandaskan langkah Pemerintah membebaskan
bea masuk impor kedelai sifatnya sementara untuk menambah pasok memenuhi
kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri, kebijakan
ini diambil dalam upaya melakukan stabilisasi harga.
2.2 Bagaimana Cara Meningkatkan Produktivitas Kedelai
Lokal yang Masih Rendah
Kacang kedelai adalah salah satu sumber
protein nabati yang banyak dikonsumsi dalam berbagai bentuk olahan, seperti
tempe, tahu, dan aneka makanan ringan. Namun, dengan produksi yang rendah
mengakibatkan Indonesia harus memenuhinya dengan kedelai impor. Menurut catatan
Badan Pusat Statistik pada tahun 2011, impor kedelai mencapai 2,08 juta ton.
Kondisi ini menempatkan kedelai sebagai penghuni daftar panjang produk impor
Indonesia. Kedelai ini pada awalnya ditanam pada lahan pasang surut seluas 0,25
hektar yang dapat menghasilkan 4,63 ton biji kering per hektar. Selanjutnya
kedelai ditanam secara massal pada lahan seluas 2,5 hektar, dan petani masih
mampu menghasilkan pada kisaran 2,75 hingga 3,38 ton per hektar. Produktivitas
kedelai di lahan pasang surut ini tergolong tinggi, karena biasanya jika
ditanam dengan sistem budidaya kering hanya mampu menghasilkan 0,8 ton per
hektar. Hal ini menjadi masalah tersendiri ketika menghadapi kenyataan bahwa di
satu sisi Indonesia masih impor kedelai cukup tinggi, dan di sisi lain ketika
riset peningkatan produktivitas itu tersedia, petani tidak berani
membudidayakan karena pasarnya kurang.
Cara
Meningkatkan Produktivitas Kedelai Lokal yang Masih Rendah:
1.
Memperluas lahan penanaman kedelai karena dengan memperluas lahan penanaman
kedelai maka kita dapat mengurangi impor kedelai dari Amerika Serikat
2.
Memberikan subsidi bibit dan pupuk bagi para petani agar dapat meringankan
biaya penanaman kedelai
3.
Menaikkan harga kedelai atau mensama ratakan harganya dipasaran, agar para petani
tidak merasa rugi
4.
Tanamkanlah pada diri kita sendiri bahwa buatan dalam negeri itu lebih baik
kedelai – kedelai yang dihasilkan oleh petani dalam negeri berkualitas baik
tapi tidak didukung dengan subsidi bibit dan pupuk yang berkualitas baik
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Konsumsi
kedelai di Indonesia sangatlah tinggi tetapi tidak di imbangi dengan
ketersediaan kedelai itu sendiri, sehingga Indonesia masih harus mengimpor
kedelai untuk memenuhi kebutuhan akan kedelai yang tinggi. Selain itu
ketersediaan lahan penanaman kedelai masih kurang sehingga belum cukup memenuhi
kebutuhan akan kedelai, dan para petani yang masih enggan menanam kedelai
karena merasa bahwa kurang menguntungkan bila menanam kedelai.
3.2 Saran
Sebaikanya pemerintah
memberikan subsidi pupuk dan bibit kedelai yang berkualitas kepada para petani,
sehingga dapat meringankan biaya para petani dalam menanam kedelai. Dan sebaiknya
pemerintah memberikan penyuluhan lebih kepada para petani yang enggan menanam
kedelai karena merasa keuntungannya tidak sebanding bila mereka menanam tanaman
lain.
Daftar
Pustaka