Senin, 14 Oktober 2013

Kacang Kedelai


 KATA PENGANTAR

        Puji syukur saya panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan berkatnya saya dapat menyelesaikan tulisan ilmiah  ‘’Kacang Kedelai’’ ini dengan baik. Tulisan ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Bahasa Indonesia 2 (softskill) Universitas Gunadarma.
        Saya berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai kacang kedelai impor yang saat ini sedang hangat di perbincangkan. Semoga tulisan ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi yang membacanya.
        Saya menyadari bahwa penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi, penulisan, maupun kata-kata yang digunakan. Saya sangat menyadari bahwa penyusunan tulisan ilmiah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya mengharapkan kritik atau saran yang membangun dari berbagai pihak.




                                                                                                              Penyusun


                                                                                                                                
                    
                                                                                                                 (Alexandra.T.S)


Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………………………… 1
Daftar Isi ……………………………………………………………………………. 2
BAB I
Pendahuluan   
     1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 3
     1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………. 3
     1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………………... 3
BAB II
Kacang Kedelai Impor
    2.1 Penyebab Indonesia masih Ketergantungan dengan Kacang Kedelai Impor………………………………………………………………………………..... 4
    2.2 Bagaimana Cara Mengkatkan Produktivitas Kedelai Lokal yang Masih Rendah …………………………………………................……………………………………. 6
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….. 7
3.2 Saran ……………………………………………………………………………. 7
Daftar Pustaka …………………………………………………………………… 8






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
        Kacang kedelai adalah salah satu bahan pokok yang sangat penting bagi rakyat Indonesia, sehingga kebutuhan kedelai di Indonesia sangatlah tinggi.  mencapai 700 – 800 ton/ tahun. Tetapi angka tersebut tidak cukup menampung kebutuhan kedelai bagi rakyat Indonesia. Sehingga Indonesia saat ini masih ketergantungan dengan impor kedelai.

1.2  Rumusan Masalah
     Dari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah yaitu:
      1. Penyebab Indonesia masih ketergantungan dengan kacang kedelai impor
      2. Bagaimana cara meningkatkan produktifitas kedelai lokal yang masih rendah

1.3 Tujuan Penulisan
     Tujuan penulisan ini adalah agar kita dapat mengetahui bahwa kacang kedelai yang kita konsumsi masih bergantung dengan kacang kedelai impor.





BAB II
KACANG KEDELAI IMPOR

2.1 Penyebab Indonesia masih Ketergantungan dengan Kacang Kedelai Impor
        Indonesia saat ini masih ketergantungan impor kedelai. Dengan total kebutuhan kedelai sebesar 2,5 juta ton/tahun, sedangkan produksi kedelai di tanah air hanya bisa mencukupi 700-800 ribu ton/tahun. Penyebab kenaikan harga kedelai menjadi salah satu faktor Indonesia ketergantungan impor kedelai. Hal itu juga membuat para pengrajin tahu dan tempe mogok kerja karena harga kedelai yang fluktuatif. Kacang kedelai adalah salah satu bahan pokok yang bisa diolah menjadi tahu, tempe maupun susu kedelai. Sayang sekali bila kedelai – kedelai yang kita gunakan untuk mengolah semua bahan makanan dan minuman tersebut sebagian adalah impor dari luar negeri. 
          Ini adalah beberapa faktor penyebab utama rendahnya produksi kedelai lokal di Indonesia sehingga masih ketergantungan dengan impor kacang kedelai:

1. Luas lahan tanaman kedelai terus berkurang
     Saat ini Indonesia hanya mempunyai 570 hektar lahan yang ditanami kedelai, dengan lahan yang terbatas Indonesia hanya dapat memproduksi kedelai 700  – 800 ton/tahun.  Sedangkan kebutuhan kedelai terus meningkat sehingga perlu adanya perluasan lahan di beberapa tempat diluar lahan yang sudah ditanami kedelai. Salah satu penyebab sulitnya menambah lahan adalah penduduk yang terus bertambah sehingga fungsi lahan itu sendiri berubah dari pertanian menjadi rumah atau industri. Sehingga perluasan lahan tanaman kedelai menjadi terhambat dan tidak berjalan lancar, perlu adanya penyuluhan tentang lahan – lahan yang akan dipakai untuk memperluas penanaman kedelai sehingga penduduk tidak seenaknya membangun rumah atau industri di lahan – lahan pertanian.
     Menurut Kementrian Pertanian (kementan) pengalokasian dana untuk memperluas lahan penanaman kedelai mencapai 800 milyar/ tahun di tanah air yang naik hingga 2 kali lipat dari tahun sebelumnya.  Menurut Direktur Tanaman Umbi dan Kacang Ditjen Tanaman Pangan Kementan Maman Suherman mengatakan, bahwa total luas lahan kedelai nasional saat ini 700-800 ribu hektare.
Sentra produksi kedelai di Indonesia tersebar di Nusa Tenggara Barat (NTB), Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Yogyakarta.   Tahun ini, pemerintah menargetkan produksi kedelai 1,5 juta ton dengan anggaran yang sediakan Rp 800 miliar.

2. Harga Kedelai Lokal Rendah
     Harga kedelai lokal saat panen cukup rendah. Hal ini membuat para petani enggan menanam kedelai lokal. Karena harga di pasaran tidak memberi keuntungan kepada para petani, sehingga para petani lebih memilih menanam padi atau jagung ketimbang kedelai. Salah satu faktor yang membuat harga kedelai lokal rendah adalah harga pupuk yang tinggi, tingginya harga pupuk membuat petani tidak beruntung dalam produksi kedelai. Petani lebih memilih menanam tanaman lain yang memberikan untung banyak. Akibatnya produksi kedelai nasional selalu merosot dari tahun ke tahun. . Meski harga jual tahun ini naik dibanding tahun sebelumnya. Namun, dinilai masih rendah dibanding kenaikan harga kedelai:
·        Pembelian Pemerintah (HPP) kedelai tahun 2013, harga yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan adalah Rp 7.000/kg.
·        Harga kedelai basah yang masih ada kulitnya dijual ke tengkulak Rp 3.000 pr kilogram.
·         Harga tersebut memang mengalami kenaikan dibanding tahun lalu sebesar Rp 2.000 per kilogram.
·        Sedangkan untuk kedelai kering yang sudah dikupas harga jual Rp 5.000 per kilogram ucap salah soerang petani kedelai
Menurut Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dari segi bibit, kualitas kedelai lokal dan importir dari Amerika Serikat serta China sudah kalah. "Saat ditanam tinggi kedelai di China itu bisa mencapai 1,5 meter, sedangkan di Indonesia hanya 30 cm.

3. Pembebasan Masuk Impor Kedelai
     Pemerintah telah membebaskan impor kedelai untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.  Kebijakan ini membuat berpengaruh terhadap kedelai lokal karena harus bersaing dengan kedelai impor yang berasal dari Amerika Serikat. Tetapi kebijakan tersebut dinilai hanya menguntungkan importir kedelai dan merugikan petani lokal. Setiap tahun produksi kedelai di Indonesia terus berkurang dan luas areal kedelai menurun rata-rata 4,05 persen per tahun atau turun 65,75 persen selama 20 tahun terakhir. Otomatis produksi turun rata-rata 3,05 pesen per tahun sedangkan pertumbuhan impor naik 13,32 persen per tahun.
Menurut Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan menandaskan langkah Pemerintah membebaskan bea masuk impor kedelai sifatnya sementara untuk menambah pasok memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri, kebijakan ini diambil dalam upaya melakukan stabilisasi harga.

2.2  Bagaimana Cara Meningkatkan Produktivitas Kedelai Lokal yang Masih Rendah
        Kacang kedelai adalah salah satu sumber protein nabati yang banyak dikonsumsi dalam berbagai bentuk olahan, seperti tempe, tahu, dan aneka makanan ringan. Namun, dengan produksi yang rendah mengakibatkan Indonesia harus memenuhinya dengan kedelai impor. Menurut catatan Badan Pusat Statistik pada tahun 2011, impor kedelai mencapai 2,08 juta ton. Kondisi ini menempatkan kedelai sebagai penghuni daftar panjang produk impor Indonesia. Kedelai ini pada awalnya ditanam pada lahan pasang surut seluas 0,25 hektar yang dapat menghasilkan 4,63 ton biji kering per hektar. Selanjutnya kedelai ditanam secara massal pada lahan seluas 2,5 hektar, dan petani masih mampu menghasilkan pada kisaran 2,75 hingga 3,38 ton per hektar. Produktivitas kedelai di lahan pasang surut ini tergolong tinggi, karena biasanya jika ditanam dengan sistem budidaya kering hanya mampu menghasilkan 0,8 ton per hektar. Hal ini menjadi masalah tersendiri ketika menghadapi kenyataan bahwa di satu sisi Indonesia masih impor kedelai cukup tinggi, dan di sisi lain ketika riset peningkatan produktivitas itu tersedia, petani tidak berani membudidayakan karena pasarnya kurang.
Cara Meningkatkan Produktivitas Kedelai Lokal yang Masih Rendah:
1. Memperluas lahan penanaman kedelai karena dengan memperluas lahan penanaman kedelai maka kita dapat mengurangi impor kedelai dari Amerika Serikat
2. Memberikan subsidi bibit dan pupuk bagi para petani agar dapat meringankan biaya penanaman kedelai
3. Menaikkan harga kedelai atau mensama ratakan harganya dipasaran, agar para petani tidak merasa rugi
4. Tanamkanlah pada diri kita sendiri bahwa buatan dalam negeri itu lebih baik kedelai – kedelai yang dihasilkan oleh petani dalam negeri berkualitas baik tapi tidak didukung dengan subsidi bibit dan pupuk yang berkualitas baik

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
        Konsumsi kedelai di Indonesia sangatlah tinggi tetapi tidak di imbangi dengan ketersediaan kedelai itu sendiri, sehingga Indonesia masih harus mengimpor kedelai untuk memenuhi kebutuhan akan kedelai yang tinggi. Selain itu ketersediaan lahan penanaman kedelai masih kurang sehingga belum cukup memenuhi kebutuhan akan kedelai, dan para petani yang masih enggan menanam kedelai karena merasa bahwa kurang menguntungkan bila menanam kedelai.
3.2 Saran
       Sebaikanya pemerintah memberikan subsidi pupuk dan bibit kedelai yang berkualitas kepada para petani, sehingga dapat meringankan biaya para petani dalam menanam kedelai. Dan sebaiknya pemerintah memberikan penyuluhan lebih kepada para petani yang enggan menanam kedelai karena merasa keuntungannya tidak sebanding bila mereka menanam tanaman lain.





Daftar Pustaka